Halaman

Rabu, 01 Mei 2013

PENILAIAN KINERJA



PENILAIAN KINERJA
A.    PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA
Asesmen kinerja dapat digunakan sebagai alternatif dari tes yang selama ini banyak digunakan untuk mengukur keberhasilan belajar peserta didik di persekolahan. Dengan asesmen kinerja ini, diharapkan proses pengukuran hasil belajar tidak lagi dianggap sebagai suatu kegiatan yang tidak menarik dan bukan merupakan bagian yang terpisah dari proses pembelajaran. Oleh karena itu penggunaan asesmen kinerja menjadi penting dalam proses pembelajaran karena dapat memberikan informasi lebih banyak tentang kemampuan peserta didik dalam proses maupun produk, bukan sekedar memperoleh informasi tentang jawaban benar atau salah saja.
Mansyur (2009) berpendapat bahwa penggunaan penilaian berdasarkan pendekatan konvensional seperti penggunaan tes terstandar layaknya tes tertulis (essay) dan pilihan ganda belum memberikan gambaran yang lengkap /komprehensip tentang kemampuan individu yang dinilai. Oleh karena itu, penilaian kinerja menjadi alternatif untuk mengungkap secara utuh kemampuan individu tersebut dan sangat cocok dterapkan dalam penilaian di kelas.
W.J Pophan ( 1995) , pengamatan-pengamatan yang informal pada umumnya melibatkan pengamatan para guru hanya satu bagian dari suatu perilaku yang kompleks, sedangkan penilaian-penilaian kinerja pada umumnya melibatkan pengamatan atas seluruh perilaku-perilaku yang kompleks. Sebagai tambahan, pengamatan-pengamatan yang informal pada umumnya dilaksanakan sebagai penilaian yang berkembang , sedangkan penimbangan prestasi lebih pada umumnya digunakan sebagai penilaian-penilaian sumatif., dan terkadang kedua jenis penilaian tersebut akan tumpang tindih .
Dari paparan di atas maka dapat dikatakan bahwa penilaian kinerja adalah salah satu alternatif penilaian yang tergolong tradisional. Selama penilaian kinerja, para siswa itu diminta untuk menyelesaikan beberapa aktivitas dan diamati oleh guru dan kadang-kadang guru mengarahkan siswa untuk melaksanakan dan melengkapi tugasnya. Guru juga memfokuskan penilaian hasil dari aktivitas siswa.

B.     JENIS-JENIS PENILAIAN KINERJA

Jenis penilaian kinerja dibedakan atas 3 dimensi.
·         Dimensi yang pertama membedakan antara proses dengan produk
·         Dimensi kedua melibatkan antara pengaturan-pengaturan yang nyata dengan yang tidak nyata.
·         Dimensi ketiga melibatkan pengaturan yang tersusun secara alami.

C.     KEUNTUNGAN-KEUNTUNGAN DAN KEKURANGAN PENILAIAN KINERJA

ü  Keuntungan-keuntungan dalam penilaian kinerja
Keuntungan yang paling penting dari penilaian kinerja adalah guru dapat secara langsung mengukur ketrampilan-ketrampilan dari siswa dan bukan hanya dengan tes (paper and pencil test) Saja. Keuntungan yang kedua dari penilaian kinerja adalah dapat mempengaruhi cara belajar siswa dimana siswa tidak hanya sekedar menghapal saja tetapi bagaimana siswa diharapkan dapat menunjukkan kemampuannya dalam menggunakan semua keterampilan-keterampilannya sehingga mereka dapat mengingatnya dengan lebih baik.
Keuntungan ketiga dari penilaian kinerja ini adalah guru dapat mengukur proses kinerja siswa langkah demi langkah yang sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

ü  Kekurangan – kekurangan dalam penilaian kinerja
·         Masalah dalam instrumen tidak jelas, sukar digunakan
·          Masalah prosedural: kemampuan terlalu banyak, rata-rata hanya satu orang
·          Penskoran cederung bias atau subjektif
·         Waktu penilaian tidak memadai Penilaian kurang obyektif
·         Kurang andal dalam pemberian angka
·         Tidak semua siswa mempunyai minat yg sama dalam kegiatan/proses kinerja pada topik tertentu

D.    LANGKAH-LANGKAH DALAM MEMBUAT PENILAIAN KINERJA

·         Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam membuat penilaian kinerja antara lain:
·         1. Identifikasi semua langkah-langkah penting yang diperlukan yang akan mempengaruhi hasil akhir
·         2. Tuliskan perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting dan diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir yang terbaik.
·         3. Usahakan untuk membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur tidak terlalu banyak, sehingga semua kriteria tersebut dapat diobservasi selama siswa melaksanakan tugas.
·         4. Definisikan dengan jelas kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan kemampuan siswa yang harus dapat diamati
·         5. Urutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang akan diamati.

DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar